Madu Untuk Penderita Diabetes

Kita tahu, penderita diabetes kadang membatasi konsumsi gula. Sehingga banyak kita temukan anjuran agar konsumsi gula dibatasi bahkan ada yang menawarkan jika penderita diabetes ingin menggunakan gula hendaknya menggunakan gula diet.

Nah, sekarang bagaimana dengan madu sebagai pengganti gula?

Prof. Dr. Aznan Lelo, Sp.FK, Ph.D, ahli produk perlebahan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengatakan, madu dapat dijadikan sebagai gula pengganti yang aman dan efektif bagi penderita diabetes. 

Tapi madu yang bagaimana yang bisa mengganti gula bagi penderita diabetes, tentu saja madu asli. Maka hati-hatilah membeli madu, jangan-jangan anda diberikan madu palsu yang telah dicampur gula sehingga bukannya gula darah anda turun melainkan semakin meningkat. 


Carilah madu asli yang benar-benar asli. 

Lebih lanjut dikatakan pak dokter, “Bagi penderita diabetes, insulin dari luar sangat dibutuhkan untuk mengubah gula menjadi engergi. Jika tidak ada insulin, kadar gula darah naik. Madu justru mengandung frukosa yang mampu merangsang produksi insulin. Jadi, prinsip kerjanya sangat berbeda. Gula membutuhkan insulin untuk menjadi energi, sedangkan madu justru memacu produksi insulin secara alami,” Katamya.

Ia mencontohkan, kasus bayi dengan kelebihan berat badan, lahir sekitar 5 kg, karena orangtuanya penderita diabetes yang nyaris menjalani cangkok pankreas. Syukurlah, setelah rutin mengonsumsi produk madu, berat badan bayi tersebut berangsur turun. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan perbaikan signifikan terhadap produksi insulin dalam tubuhnya.

Selain sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes, madu juga sangat cocok untuk kesehatan seperti yang direkomendasikan  Badan Kesehatan Dunia atau WHOyakni antara lain berfngsi sebagai antioksidan, antimikroba, sumber energi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan sumber nutrisi (asam amino, vitamin dan mineral).

Sebagai sumber antioksidan, madu sudah pasti memiliki manfaat untuk menekan pengaruh buruk radikal bebas yang berasal dari udara dan makanan maupun minuman. Karena itu, madu cocok untuk mengurangi risiko penuaan dini dan beragam penyakit degeneratif akibat pengaruh radikal bebas.

“Madu dimanfaatkan sebagai campuran bahan kosmetik untuk mengurangi kerut di wajah. Sebagai sumber antioksidan, madu sering dicampurkan ke dalam masakan sebagai perasa dan pemanis yang menyehatkan. 
Tiga sendok madu setara dengan seperempat gelas gula,” tambahnya.

Sebagai antimikroba, madu biasa dimanfaatkan untuk menetralkan luka bakar atau melepuh, seperti salep. Dengan mengoleskan madu ke bagian kulit yang luka akan mengurangi risiko timbulnya kerutan maupun noda (bekas hitam pada luka).

Hal ini terjadi karena madu secara alami mengandung antibakteri, penghasil viscous yang menjadi barrier terhadap hilangnya cairan dan invasi bakteri pada luka dalam mencegah infeksi, mengandung enzim yang meningkatkan penyembuhan dair pembentukan jaringan, menyerap nanah sehingga membantu membersihkan luka dan mengurangi rasa nyeri.

Dua Sendok Sehari

Saat ini banyak orang terpengaruh iklan beragam suplemen minuman berenergi, padahal madu jauh lebih efektif dan aman sebagai pilihan sumber energi seketika. Madu mengandung karbohidrat tinggi dan mampu menjaga stamina tubuh tetap optimal.

Artinya, jika ingin segera mengembalikan energi spontan, madu pas dijadikan pilihan, dibanding beragam suplemen yang biasanya tak jarang mengandung kafein dan pemanis buatan. Konsumsi dua sendok madu sehari diyakini mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

Madu mengandung beragam nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh agar tetap bugar dan sehat. Diantaranya gula, air, mineral (Ca, Mg, K, Na, Fe, Cu, Zn, iodium, Cl, sulfur dan fosfat), vitamin (B kompleks, K dan B3), enzim (amilase, invertase, fosfatase, katalase, dan peroksidase), serta asam organik (AA, PG acetylcholine).

Beberapa penelitian di dunia mengungkapkan bahwa jenis lebah yang mampu menghasilkan kualitas madu yang baik ternyata cukup terbatas dan biasanya hidup di wilayah dengan empat musim (Eropa dan Mediterania) serta beberapa jenis lebih dari Afrika. Tak heran, madu yang berasal dari daerah tersebut harganya lebih mahal dibandingkan dengan madu jenis lokal (Asia dan Indonesia).

Meski begitu, Anda tak perlu khawatir, madu lokal pun masih sangat layak untuk dimanfaatkan. Yang penting bagaimana memilih madu murni, sehingga dapat memetik khasiatnya secara maksimal, termasuk bagi penderita diabetes.

Efek Farmakologis Madu
Saat ini banyak orang menganggap obat identik dengan bahan kimia dan harus berbentuk kapsul, pil, maupun serum yang dimasukkan ke tubuh melalui jarum suntik. Padahal, madu bisa dikatakan sebagai obat alami sekaligus bahan berkhasiat untuk memperbaiki fungsi dan menjaga kebugaran tubuh.
Berikut beberapa efek farmakologis madu yang telah diakui dan dibuktikan melalui beragam kajian:

* Sumber energi dan kalori sehingga layak dijadikan pilihan pengganti energi seketika.
* Antimikroba seperti dibuktikan dari beragam penelitian karena mengandung antibakteri dan mampu menyerap sekaligus mematikan bakteri.
* Antiseptic
* Meningkatkan stamina
* Membantu pencernaan dan penyembuhan asam lambung
* Membantu pemulihan fungsi saraf
* Aman pada penderita diabetes karena memiliki kandungan fruktosa tinggi sekaligus mampu merangsang produksi insulin secara alami.

Sumber dari Berbagai Artikel